Minggu, 08 Oktober 2017

Mengenal Sejarah Judi Permainan Adu Banteng

AGEN RESMI MAXBET, AGEN RESMI MAXBET TERPERCAYA, AGEN RESMI MAXBET INDONESIA, AGEN RESMI MAXBET TERBAIK, AGEN RESMI MAXBET NO1 DI INDONESIA.


- Agen Resmi Maxbet Terpercaya No1 di Indonesia Dewajudi388.com,  Sejak Dahulu Maxbet, pertama kali bernama IBC168 kemudian berubah nama menjadi IBCBET dan sesuai dengan rapat pemegang saham pada tahun 2015 untuk mencapai pasaran judi di Eropa maka IBCBET berubah nama menjadi MAXBET. Kenapa Sering berubah nama ? Apakah bisa di percayai ? Untuk perihal tersebut maka anda tidak perlu mengambil pusing. karena pihak Maxbet memiliki alasan tertentu mengenai hal tersebut. Bahkan pada saat ini MAXBET sudah menjadi salah satu situs Judi online terbesar di Asia maupun di Indonesia sendiri.

Dewajudi388 Agen Resmi Maxbet Terpercaya No1 di Indonesia

Banteng, jika nama hewan tersebut disebutkan yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita adalah sebuah olahraga yang merupakan hiburan bagi warga Spanyol, dimana ada seorang Matador yang memegang sehelai kain merah atau yang biasa disebut Muleta bergerak lincah nan indah menghindar dari tubrukan banteng. Pada masa lalu tujuan utama corrida melulu mempersiapkan banteng untuk dihabisi pedang matador. 

Namun pada tahun 1914 Juan Belmonte, seorang matador bertubuh kecil dari Andalusia, memperkenalkan pendekatan penuh resiko, yaitu mengibaskan muleta semakin dekat dengan tubuh banteng dengan gerakan-gerakan indah. Kemampuan matador dalam menghindar dari terjangan banteng, terlebih oleh sikapnya yang menantang si banteng, ternyata menyerobot minat penonton.

Kehebatan matador dilihat dari keterampilannya menghindar, keindahannya dan keberaniannya berada sangat dekat dengan banteng. Pada momen seperti ini corrida tidak lagi sebagai pertarungan antara manusia dan banteng, namun lebih sebagai pertarungan antara manusia dengan dirinya sendiri.
Setiap detik dalam aksinya, matador harus memutuskan seberapa dekat ia akan berani membiarkan banteng mendekat, seberapa jauh ia bisa mengempos keberanian untuk memuaskan penonton.

Adalah suatu hal yang lazim seberapa lincahnya seorang matador dan akrabnya dia dengan tandukan banteng pasti pernah merasakan tanduk hewan tersebut, minimal sekali. Bermonte Seorang Maestro Matador pun sudah mencicipi tanduk banteng lebih dari 50 kali. Bahkan sejak tahun 1700 dari sekitar 125 matador besar, 40 diantaranya tewas di arena. Itu belum termasuk Banderillero atau Picador yang tewas. Contoh lain Joselito (Jose Gomez), teman sekaligus rival Belmonte, yang dipandang sebagai salah seorang matador terhebat sepanjang masa, akhirnya tewas di ujung tanduk banteng pada tahun 1920.


AGEN RESMI MAXBET, AGEN RESMI MAXBET TERPERCAYA, AGEN RESMI MAXBET INDONESIA, AGEN RESMI MAXBET TERBAIK, AGEN RESMI MAXBET NO1 DI INDONESIA.


Acara dibuka dengan prosesi meriah. Para matador mengenakan jas pendek, rompi dan celana ketat sebatas lutut. Bordiran rumit dari dari benang emas, perak dan sutra menghiasi kostum mereka. Khusu untuk prosesi, jubah satin yang juga dihiasi bordiran indah menggelantung megah di pundak. Kemejanya berenda-renda, kaus kakinya merah muda, sepatu hitam dengan sol rata. Topinya hitam dari sutra.

Selain matador, para asistennya disebut banderillero dan picador ikut berparade. Saat prosesi selesai, walikota melemparkan kunci pintu kandang banteng. Sang banteng masuk arena. Lalu seorang banderillero mengibaskan muleta (kain berwarna nila) hanya dengan satu tangan untuk memancing reaksi banteng. Ini gunanya agar matador mengamati apakah banteng ini punya kecenderungan lebih suka menyerang dengan salah satu tanduk saja, atau kedua-duanya. Setelah itu, barulah matador masuk ke arena.

Biasanya, ia akan mulai dengan gerakan-gerakan veronica. Muleta dikibaskan perlahan dengan kedua tangan dari arah si banteng, tanpa ia sendiri pindah posisi. Begitu terus sampai banteng kian dekat, begitu dekat, sehingga muleta cukup dikibaskan memutari pinggangnya sendiri. Gerakan yang sebenarnya merupakan jurus dasar yang harus dikuasai seorang matador ini indah di mata, karena mendekati gerakan menari. Bayangkanlah apa yang kita lakukan kalau kita berdekatan dengan seekor banteng ganas! Boro-boro menari. Karena matador melakukannya dengan begitu indah, penonton dibuat lupa betapa dekat ia pada resiko ditanduk.

Ketika para Picador masuk, Dari atas kuda tunggangan mereka menusuk banteng dengan harpun mirip tombak, menandai dimulainya babak awal perjudian, dari tiga babak perjudian, berturut-turut yang dimulai dengan pertarungan, lalu penancapan banderilla (sejenis harpun) oleh para banderillero atau picador. Perjudian dengan maut ini dituntaskan dengan menghabisi banteng.

Dalam babak perjudian, matador berupaya menyebabkan lawannya capek, sehingga kehilangan stamina. Luka akibat tancapan banderilla yang terus-menerus mencucurkan darah juga merupakan cara lain membuat kondisinya melemah.

Namun, yang biasanya dinantikan penonton adalah saat matador melancarkan tusukan fatal untuk menghabisi lawannya. Yang dipandang terbaik tentu dengan satu tusukan. Aksi tersebut disebut Recibiendo alias hebat sekali, bila karena perhitungan yang matang dan keberaniannya, matador berhasil menancapkan pedang pas di saat berhadapan muka dengan si banteng, di momen ketika banteng sedang menerjang ke arahnya. 

Karena kesempatan ini hanya dihitung dalam detik, tusukan itu harus langsung kena sasaran(jantung) dan (konon, ini indahnya) dilakukan hanya beberapa saat sebelum tanduk si banteng menyentuh tubuh matador. Begitu tusukan diselesaikan dan berhasil, matador akan menepi untuk memberikan space untuk rubuhnya banteng, terlungkup seolah menyembah pasrah kalah dihadapan sang matador.

Seorang matador yang telah memenangkan perjudian dengan maut yang sengit itu akan berjalan mengelilingi arena diiringi para banderillero di tengah gemuruh  aplause dan pujian dari penonton. Bila penampilannya dinilai bagus salah satu daun telinga banteng dipersembahkan sebagai tanda kemenangannya. Bila amat memuaskan, kedua daun telinga jadi haknya. Kalau sampai mendapatkan hasil Recibiendo, selain dua daun telinga ia juga mendapat ekor.

Demikianlah artikel Mengenal Sejarah Judi Permainan Adu Banteng ini dibuat, semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi anda semua. Bagi anda yang suka memainkan permainan judi online, namun masih belum memiliki agen judi atau masih bingung mencari agen judi online yang terpercaya, kami sarankan bergabunglah bersama Agen Resmi Maxbet Terpercaya No1 di Indonesia 




DEWAJUDI388.COM
BURGUNDY TOWER
MACATI STREET
MANILA - PHILIPPINES ~ Since 2013 -

AGEN RESMI MAXBET TEPERCAYA NO1 DI INDONESIA

AGEN RESMI MAXBET, AGEN RESMI MAXBET TERPERCAYA, AGEN RESMI MAXBET INDONESIA, AGEN RESMI MAXBET TERBAIK, AGEN RESMI MAXBET NO1 DI INDONESIA.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar